Minggu, 18 April 2010

karya tulis

KARYA ILMIAH

MENGENAL PESONA BATIK TULIS
PEKALONGAN


Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 4 (SMA N 4) Pekalongan
Tahun Pelajaran 2009/ 2010




Oleh :
Nama : MINHATUL MAULA
No. Absen : 17
Kelas : XI IPA1



DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 PEKALONGAN (SMA N 4)
Jl. HOS Cokroaminoto 383 A Pekalongan 51135 Telp. (0285) 432621 e-mail: sman4pkl@yahoo.co.id
KARYA ILMIAH

MENGENAL PESONA BATIK TULIS
PEKALONGAN


Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 4 (SMA N 4) Pekalongan
Tahun Pelajaran 2009/ 2010




Oleh :
Nama : MINHATUL MAULA
No. Absen : 17
Kelas : XI IPA1



DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 PEKALONGAN (SMA N 4)
Jl. HOS Cokroaminoto 383 A Pekalongan 51135 Telp. (0285) 432621 e-mail: sman4pkl@yahoo.co.id
PENGESAHAN


Karya ilmiah yang berjudul “Seni BATIK dan Budayanya” ini telah disahkan oleh pembimbing. Karya ilmiah ini saya susun sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pekalongan Tahun Ajaran 2009/2010.

Hari :
Tanggal :


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 4 Pekalongan



Jazuli, S. Pd
NIP.



Pembimbing I, Pembimbing II,



Rin Hernawati, S. Pd Nefi Kristianawati, S. Pd
NIP. NIP.




MOTTO


1. Berpegang teguh pada agama
2. Awali segala sesuatu dengan berdoa terlebih dahulu
3. Tidak ada kesuksesan tanpa adanya usaha
4. Orang bijak akan melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu sebelum menuntut haknya
5. Kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan yang tertunda
6. Pekerjaan yang ditunda-tunda akan menambah banyak pekerjaan






















KATA PENGANTAR


Dengan rahmat Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyusun karya ilmiah yang berjudul “Mengenal Pesona Batik Tulis Pekalongan.”
Semoga sholawat serta salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa reformasi zaman yang lebih modern.
Atas dorongan moril serta saran-saran yang tidak ada henti-hentinya, serta bimbingan secara langsung dari pembimbing, sehingga memungkinkan karya ilmiah ini dapat terwujud. Maka penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Jazuli, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Pekalongan
2. Ibu Rin Hernawati, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia
3. Kedua orangtua saya yang telah membantu dalam segala hal.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis selaku penyusun, mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Amien yaa Rabbal ‘Alamin.


Pekalongan, Januari 2010

Penulis







DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
MOTTO.................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
D. Hipotesis............................................................................................ 2
E. Sumber Data...................................................................................... 2
F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data............................................ 3
G. Sistematika Penulisan........................................................................ 3
BAB II ANALISIS/PEMBAHASAN................................................................ 4
A. Pengertian dan Riwayat Batik........................................................... 4
B. Macam-macam Batik......................................................................... 5
C. Keistimewaan Batik Pekalongan....................................................... 7
BAB III PROSES PEMBUATAN BATIK........................................................ 9
A. Bahan-bahan dan Alat yang Dipergunakan....................................... 9
B. Bahan-bahan dalam Kegunaanya...................................................... 10
C. Proses Pembatikan............................................................................. 12
D. Sistem Upah/Perburuhan................................................................... 14
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 15
A. Simpulan............................................................................................ 15
B. Saran.................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Batik merupakan hasil kesenian bangsa Indonesia yang juga terkenal sebagai hasil seni klasik kebudayaan Nasional kita. Dengan demikian, batik merupakan suatu budaya yang harus kita jaga kelestarianya. Sudah barang tentu dengan mendengar kata-kata pelestarian, timbullah di hati sanubari kita untuk menjaga pelestarian batik? Apakah dengan menyimpan batik-batik itu dalam suatu museum, ataukah dengan jalan memamerkan batik-batik itu dalam suatu pameran? Tentu bukanlah seperti itu. Sebab pelestarian disini bersifat produktif, yaitu dengan jalan mendirikan/menggalakan produksi-produksi pembatikan yang produktifitasnya harus kita pasarkan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Dapat juga para pelajar dengan mengetahui/mempelajari jenis dan cara pembatikan dan dapat berbagi pengetahuan itu dengan orang lain sudah termasuk melestarikan batik.
Seiring dengan perkembangan manusia yang mengalami zaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikulturpun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam bidang industri batik
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah batik yang telah sejak dulu ada, perlahan-lahan akan mundur dengan sendirinya dan digantikan oleh batik-batik zaman modern.
Sehingga dengan membaca karya ilmiah ini, para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang perbatikan, sehingga kita lebih menghargai dan melestarikan budaya yang kita miliki, terutama batik. Atas dasar ini penulis mengambil judul “Mengenal Pesona Batik Tulis Pekalongan”.


B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah batik itu?
2. Apa saja macam-macam dari batik?
3. Apa keistimewaan batik Pekalongan?
4. Alat dan bahan apa saja yang digunakan untuk membatik?
5. Bagaimana proses pembuatan batik?
6. Bagaimana sistem perburuhan para pekerja batik?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan riwayat batik.
2. Untuk mengetahui macam-macam batik.
3. Untuk mengetahui keistimewaan batik Pekalongan dibandingkan batik yang lain.
4. Untuk mengetahui alat dan bahan apa saja yang dipergunakan untuk membuat batik.
5. Untuk mengetahui proses pembuatan batik.
6. Untuk mengetahui sistem perburuhan/upah para pekerja batik.

D. Hipotesis
Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Indonesia.
Batik tulis Pekalongan telah ada sejak zaman dahulu.
Batik dibuat dari alat yang disebut Canting.
Ada bermacam-macam batik.
Upah pekerja batik di Pekalongan biasanya dengan upah harian atau borongan.

E. Sumber Data
Dalam Penyusunan karangan ilmiah ini penulis memperoleh sumber dari cara kehidupan sehari-hari masyarakat dan memperoleh informasi baik dari buku maupun website di internet
F. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam menyusun karya ilmiah ini penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode Studi Pustaka
Yaitu dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan tema karya ilmiah. Dalam hal ini penulis menggunakan buku Jejak Museum Batik Nasional Pekalongan dan Budaya Nusantara sebagai bahan pengumpulan data.
2. Download dari Situs Internet
Yaitu dengan mengunjungi situs-situs di internet yang sesuai dengan tema yang akan dibuat karya ilmiah. Dalam hal ini penulis mengunjungi situs:
http://batikindonesia.info/index.php?s=digagas
http://www.progrosir.co.cc/2008/07/bahasa_indonesia_version_jenis_batik.html
http://www.batikmarkets.com/batik-pekalongan.php

G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, hipotesis, sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, berisikan pengertian dan riwayat batik, macam-macam batik, dan keistimewaan batik Pekalongan.
Bab III Proses Pembuatan Batik, bab ini menjelaskan bahan-bahan dan alat yang dipergunakan, bahan-bahan dalam kegunaannya, proses pembatikan, dan sistem upah atau perburuhan.
Bab IV Penutup, pada bab terakhir ini menguraikan simpulan dan saran.






BAB II
ANALISIS/PEMBAHASAN


A. Pengertian dan Riwayat Batik
Keberadaan seni batik di Indonesia sejatinya sudah tumbuh sudah cukup lama, ini dibuktikan dengan ditemukanya motif-motif batik pada relief candi-candi yang tersebar di tanah Jawa. Kata batik sendiri berasal dari bahasa Indonesia. Dalam Babad Sengkala tahun 1633 serta dalam Pandji Djajatengkara tahun 1770 kata-kata batik-membatik sudah ada. Dari segi bahasa kata batik berasal dari bahasa Jawa dari akar kata tik yang berarti kecil. Yang kemudian muncul kata ambatik atau anyerat yang diartikan menulis atau menggambar secara rumit serba kecil (titik-titik) di atas sebuah kain. Untuk melakukanya digunakan alat canting dan lilin (malam) yang dipanaskan sebagai perintang warna.
Seni batik dalam sejarah pembatikan Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit hingga kerajaan Mataram sejalan dengan perkembangan kerajaan Islam di tanah Jawa. Semua batik yang dihasilkan merupakan batik tulis (tradisional). Dalam perkembanganya hasil pembatikan yang terbesar adalah dikota Solo, Yogyakarta, Pekalongan, Tasikmalaya dan Bali. Batik adalah sebuah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian dan busana dan menjadi salah satu kebudayaan raja-raja zaman dulu. Awalnya batik terbatas dipekerjakan di lingkungan keraton saja dan hasilnya hanya untuk pakaian raja, kerabat kerja serta para pengikutnya. Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar lingkungan keraton sehingga kesenian batik ikut terbawa ke luar tembok kerajaan dan akhirnya masyarakat luar ikut mengerjakan membuat batik di tempat tinggalnya, kemudian menyebar keluar menjadi pakaian yang sangat digemari rakyat, baik oleh kalangan kaum perempuan maupun pria.
Bahan batik yang digunakan saat itu sangat sederhana, berupa kain putih hasil tenunan tangan dengan menggunakan alat tenun manual buatan sendiri. Sedangkan bahan pewarna menggunakan warna dari tumbuh-tumbuhan, seperti buah mengkudu, soga, dan nila. Adapun bahan sodanya dari abu dan pengikat warna menggunakan garam yang dibuat dari tanah lumpur. Berkembangnya kesenian batik di Jawa menjadikan batik dikenal secara meluas dan menjadi ikon rakyat Nusantara.
Meskipun tidak ada catatan kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindang, motif batik itu ada yang dibuat tahun 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju. Namun perkembanganya yang signifikan diperkirakan setelah terjadi perang besar tahun 1825-1830 di Kerajaan Mataram yang disebut Perang Diponegoro atau Perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak para keluarga keraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah timur dan barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga keraton dan pengikutnya mengembangkan batik. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang. Seiring berkembangnya waktu, batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang disekitar daerah pantai, yaitu daerah Pekalongan Kota, Buaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu, dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan warna seni batik.

B. Macam-macam Batik
Adapun macam-macam batik yang sudah dikenal masyarakat luas diantaranya:
1. Batik Pecinaan/Cina
Keturunan dari para perantau Cina di Indonesia biasanya memproduksi batik untuk komunitas sendiri atau juga diperdagangkan. Batik produksi mereka yang disebut batik pecinaan memiliki ciri khas warnanya yang cukup variatif dan cerah, dalam selembar kain banyak menampilkan bermacam warna. Motif yang digunakan banyak memasukan unsur budaya Cina seperti motif burung Hong atau merak,dan naga. Biasanya pola batik pecinaan lebih rumit dan halus.
2. Batik Pengaruh Keraton
Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan ciri khas dari batik keraton Yogyakarta atau Surakarta. Walaupun bermotif pengaruh kraton akan tetapi teknik pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan, sehingga lebih unik dan menarik.
3. Batik Jlamprang
Motif-motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama nitik adalah salah satu batik yang cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranjing yang ujungnya berbentuk segi empat.
4. Batik Terang Bulan
Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja. Batik itu berupa lung-lungan atau berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik-titik. Batik terang bulan disebut juga bedong atau ram-raman.
5. Batik Cap Kombinasi Tulis
Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap dimana proses kedua atau sebelum disoga, direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis.
6. Batik Tiga Negeri Pekalongan
Seperti halnya batik-batik Negara lain dimana dalam satu kain terdapat warna merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan, terkadang warna biru diganti ungu dan hijau
7. Sogan Pekalongan
Batik dengan proses dua kali dimana proses pertama latar putih kadang ada coletan, dan untuk proses kedua batik diranahi penuh atau ornamen plataran berupa titik halus baru setelah itu disoga.
8. Batik Pangan atau Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga dirumah dikala tidak pergi kesawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun-temurun sesuai daerah masing-masing.



9. Coletan
Dimana dalam suatu kain batik pewarnaan disebagian tempat menggunakan sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali celup kecuali warna soga, warna-warna lain menggunakan colet.
10. Batik Tulis
Adalah batik yang motifnya dibentuk dengan tangan, yaitu gambar dengan pensil dan canting untuk penutup atau pelindung terhadap zat warna.
11. Batik Cap
Adalah batik yang pembuatan motifnya menggunakan stempel. Cap ini biasanya terbuat dari tembaga yang telah digambar pola dan telah dibubuhi malam (cairan lilin panas)
12. Batik Sablon
Batik sablon adalah batik yang motifnya dicetak dengan klise/handprint.
13. Batik Painting
Batik painting adalah batik yang dibuat tanpa pola, tapi langsung meramu warna di atas kain.
14. Batik Printing
Yaitu batik yang penggambaranya menggunakan mesin. Kemunculan batik ini masih dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin karena dianggap merusak dalam tatanan seni batik.

C. Keistimewaan Batik Pekalongan
Pekalongan adalah sebuah kota yang terletak di pantai Pesisir Utara (pantura) Pulau Jawa yang mempunyai rentang kehidupan sebagaimana masyarakat pesisir yang kental dengan kegiatan niaga. Salah satu mata pencaharian masyarakatnya bukan hanya bertumpu pada sektor pertanian dan perikanan, namun juga kerajinan. Di antaranya pembuatan kain batik. Bahkan batik merupakan sebagai salah satu sumber penghidupan pokok sebagian besar masyarakat Pekalongan yang sudah mengakar turun temurun antar generasi.
Batik Pekalongan dikenal sudah cukup lama antara abad XIV-XVI dengan ditemukanya pola gringsing dan banji, selanjutnya sejak abad XVIII yang dibuat masyarakat Pekalongan dikenal sebagai batik Pesisiran, yaitu batik yang dibuat di luar pakem kraton Solo maupun Yogyakarta. Batik Pesisir Pekalongan mempunyai ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan batik-batik lainya. Bukan hanya karena corak ragam yang variatif, namun juga pewarnaan yang lebih berani dengan menghasilkan warna-warna cerah. Ini semua tidak terlepas dari kultur budaya dan serta tingginya kreatifitas masyarakat pesisir yang dinamis mudah menerima pengaruh dari luar.
Batik yang semula dibuat dengan menggunakan corak yang mengacu pada batik keraton yang berwarna sogan. Dalam perkembanganya corak dan warna mulai mengalami perubahan. Batik yang dibuat menggunakan pijakan ciri khas warna ‘kalengan’ yang dikenal dengan batik bangbiron (bang-bangan dan biron) dari kata abang (merah) dan biron (biru) paduan ini menjadi ciri khas batik pesisir tradisional/tulis. Pekalongan dengan motif jlamprang. Sehingga batik jenis inilah yang membedakan batik Pekalongan dengan batik-batik kraton Solo dan Yogyakarta yang didominasi warna sogan.
Di sisi lain jika batik kraton sering dikaitkan dengan simbol-simbol pemaknaan dan pemakaianya dijadikan sebagai suatu syarat dalam ritual. Namun batik Pekalongan berfungsi hanya sebagai dekoratif estetik tanpa makna, ini tidak terlepas dari kekentalan nafas agamis sebagai ciri budaya daerah pesisir. Adapun motif batik yang banyak terdapat di batik Pekalongan seperti bunga-bunga kecil, burung, daun saluran, dan juga motif binatang laut dan hewan laut lain misalnya sotong-sotongan, ada juga motif yang menggambarkan hasil pertanian misalnya padi.
Adapun daerah-daerah di Pekalongan yang dikenal sebagai daerah pemproduksi batik di antaranya: Buaran, Krapyak, Wiradesa, Wonopringgo, Pekajangan, dan Tirto.







BAB III
PROSES PEMBUATAN BATIK


A. Bahan-bahan dan Alat-alat yang Dipergunakan
Bahan-bahan yang digunakan atau diperlukan dalam pembatikan itu dapat dibagi menjadi dua (dua), yaitu :
1. Bahan-bahan primer, yaitu bahan-bahan yang mutlak diperlukan dalam pembatikan, jika salah satu di antara bahan-bahan primer tidak ada, maka pembatikan tidak dapat berlangsung dengan sempurna, bahkan tidak dapat dilaksanakan.
Adapun macam-macamnya adalah sebagai berikut :
a. Air
b. Malam (lilin)
c. Obat pemberi warna
d. Kustik (soda kustik)
e. Air keras / nitrik
2. Bahan-bahan sekunder, yaitu bahan-bahan pembatikan yang sifatnya sebagai bahan pembantu, penyempurna dan pelengkap.
a. Gondo
b. Kapurit (Hipochlorit)
c. Obat putih
d. Tepung pati
e. Tro
f. Tepol, dan sebagainya
Mengenai alat-alat yang diperlukan dalam proses pembatikan adalah sebagai berikut :
1. Canting (cap/tulis)
2. Kerean (slerean)
3. Jedi (drum penglorot)
4. Bak (papan coletan)
5. Jog (papan pengecap)
6. Ender
7. Kuas

B. Bahan-bahan dalam Kegunaannya
1. Air
Air adalah bahan pembatikan yang multifungsional, misalnya di suatu daerah yang minus air, daerah ini akan sulit untuk menjadi produsen batik.
Fungsi air adalah sebagai berikut :
a. Sebagai bahan pelarut (pengejur), misalnya untuk melarutkan obat-obat pemberi warna, untuk melarutkan kustik (soda kustik), untuk melarutkan kaporit.
b. Sebagai bahan pereaksi, misalnya untuk mereaksikan air keras dengan nitrit, obat pemberi warna dengan kustik.
c. Sebagai bahan penglorot atau pembersih, yaitu penghilang malam (lilin) yang telah melekat pada mori, yaitu dengan jalan memanaskan air sampai mendidih, lalu kain mori yang sudah dibatik dicelupkan ke dalamnya, kemudian dibersihkan dengan air biasa (tidak didinginkan).
2. Air Keras (Nitrit)
Fungsinya ada 2 (dua), yaitu :
a. Sebagai bahan pereaksi karena berfungsi untuk mewarnakan suatu obat pemberi warna, karena ada suatu obat yang apabila belum direaksikan dengannya belum bisa mempunyai warna lain dan akan luntur bila kena air, misalnya obat sol.
b. Bahan penguat warna, karena terdapat obat jika tidak direaksikan dengannya tidak mendapatkan warna yang kuat dan kadang-kadang bisa luntur, misalnya rapid dan naptol.
3. Malam (Lilin)
Merupakan bahan pokok dalam pembatikan, yang fungsinya untuk memberikan lukisan atau gambaran pada kain mori yang akan dibatik, yaitu dengan menggunakan canting atau cap atau canting tangan. Kalau menggunakan canting tangan disebut batik tulis dan kalau menggunakan canting cap disebut batik cap.
Dan fungsinya adalah sebagai bahan penutup atau telasah, yaitu menutup sebagian gambaran atau lukisan dalam pembatikan yang kiranya perlu untuk ditutup, agar bagian itu tidak terkena warna lagi.
4. Kustik / Soda Kustik
Kustik dalam pembatikan mempunyai dua fungsi, yaitu :
a. Sebagai bahan pereaksi karena ada obat pemberi warna yang apabila tidak direaksikan dengan kustik, obat tadi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya naptol dan base.
b. Sebagai bahan pembersih, karena fungsi kustik adalah membersihkan / menghilangkan malam (lilin) dalam batik. Setelah batik di-lorot dalam air panas, karena proses pelorotan tidak 100% menghilangkan malam, maka selanjutnya batik harus dicelupkan kustik yang dilarutkan air.
5. Obat Pemberi Warna
Obat pemberi warna ini fungsinya adalah untuk memberi warna (kelir) dalam proses pembatikan.
Macam-macam obat pemberi warna, antara lain :
a. Obat naptol
b. Obat base
c. Obat rapid
d. Obat sol (helisol)
e. Obat indiantren
6. Gondo
Fungsi pada gondo, adalah :
a. Sebagai bahan campuran malam yang akan digunakan untuk membatik, sebab gondo menentukan baik tidaknya suatu malam.
b. Sebagai alat pencuci atau pembersih canting. Canting yang telah lama tidak dicuci yang masih terdapat malam yang melekat.
7. Kapurit (Hipochlorit)
Kapurit ini berfungsi dalam pembatikan hanya dalam proses batik “radionan”. Selain itu, boleh dikatakan tidak berfungsi. Kaporit yang banyak digunakan untuk menghilangkan bekas-bekas obat yang ada ditubuh pekerja setelah bekerja.
8. Obat Putih
Kegunaan obat putih untuk memutihkan suatu batik, yang sifatnya batik tadi adalah batik putihan yang hanya dicolet.
9. Tro
Tro itu adalah suatu obat yang digunakan untuk bahan campuran obat rapid agar dapat bertahan lama dan tidak cepat mati. Sebab rapid jika tidak dicampuri dengan tro tidak bertahan lama, beberapa jam saja sudah mati.
10. Tepol
Tepol yang berbentuk zat cair itu, fungsinya untuk memudahkan dalam proses pewarnaan. Sebab biasanya kain mori yang tidak ditepol terlebih dahulu, proses pewarnaannya akan sulit, kadang-kadang warnanya tidak bisa rata, banyak blentong sana-sini dan kadang-kadang warnanya tidak jernih.

C. Proses Pembatikan
Batik ditinjau dari segi prosesnya dibedakan dalam tiga macam, yaitu batik babar pisan, batik babar pindo, dan batik radionan.
1. Batik Babar Pisan
Yaitu suatu batik yang dalam prosesnya hanya mengalami satu kali proses pembatikan.
Adapun prosesnya sebagai berikut :
a. Pertama, setelah kain mori diketeli (yakni dengan menggunakan tepol) bagi yang perlu diketeli, yang tidak perlu tidak usah. Setelah kain mori dikeringkan dimulai pembatikan. Dengan cara melukiskan atau menggambarkan pada kain mori dengan canting dicelupkan malam (lilin) yang telah dipanaskan dalam wajan.
b. Kedua, setelah kain mori dilukis atau digambar dengan menggunakan malam (lilin), kemudian dicolet, yakni memberikan warna atau keliran pada setiap lukisan atau gambaran dengan menggunakan obat coletan sol dan rapid.
c. Ketiga, setelah batik dicolet dan dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian dicelupkan dalam air keras yang dilarutkan dalam air dan dilarutkan dengan nitrit agar warna coletan lebih sempurna, lalu dicuci air biasa dan dikeringkan.
d. Keempat, setelah itu, batik yang akan diberi warna tua, coletan ditutup dengan malam. Jika akan diberi warna muda, tidak perlu ditutup malam. Kemudian diberi warna dengan menggunakan alat kerean yang dipekerjakan oleh dua orang. Pewarna tersebut sudah diberi campuran naptol dan garem.
e. Kelima, dilorot. Setelah batik selesai diobati kemudian dilorot, yaitu dengan mencelupkan batik ke dalam air yang sudah dipanaskan di dalam drum. Dengan tujuan untuk menghilangkan malam-malam yang telah dilukis di batik. Setelah itu dicuci dengan air biasa sampai bersih.
2. Batik Babar Pindo
Batik babar pindo adalah suatu batik yang mengalami dua kali proses pembatikan, yaitu suatu batik yang setelah mengalami proses penglorotan kemudian dibatik lagi (pembatikan yang kedua).
Adapun proses pembatikan batik babar pindo ini ada 2 (dua) sistem, yaitu:
a. Pertama, yaitu setelah batik itu mencapai pada tahap pencoletan, yakni setelah batik itu dicolet. Kemudian dilorot dan seterusnya. Dalam tahap ini disebut batik biron. Lantas dibatik lagi, yaitu pembatikan yang kedua kalinya. Adapun proses selanjutnya seperti dengan proses batik babar pisan atau menurut selera, sebab pembatikan sifatnya relatif.
b. Kedua, sistem yang kedua ini adalah batik babar pisan yang sudah jadi, akan tetapi diproses lagi dengan cara atau motif menurut selera yang dikehendaki.
3. Batik Radionan
Yaitu suatu batik yang dalam prosesnya pembatikan dikelir atau diwarnai lebih dahulu sebelum dibatik atau dicap dengan malam. Biasanya keliran itu dengan menggunakan obat tertentu. Biasanya obat yang digunakan adalah asam sulfit, marganas dan air keras. Cara menggunakannya adalah marganas dilarutkan dengan air mendidih lalu ditambah dengan air biasa (mentah) dan dicampuri dengan air keras menurut kebutuhan. Masukkanlah atau celupkan batik itu ke dalam sulfit yang telah diseduh atau dilarutkan dalam air, sampai keliran itu benar-benar luntur atau hilang.

Untuk proses selanjutnya, cuci/bersihkan dengan air untuk menghilangkan obat radionan itu agar tidak merusak pada kain mori. Sebab obat-obat itu sangat keras. Setelah batik dikeringkan kemudian dicolet, dan proses selanjutnya sama dengan proses pembatikan pada batik babar pisan.

D. Sistem Upah / Perburuhan
Dalam hal ini, pertama-tama yang kita dapat membedakan antara pengertian upah dan gaji. Upah adalah sejumlah uang yang diberikan pada buruh atau pekerja sebagai pembayaran harga tenaga kerjanya yang telah dicurahkan pada suatu perusahaan. Gaji adalah sejumlah uang tetap dibayar kepada para pegawai tiap-tiap bulan. Boleh dikatakan upah itu besarnya sebanding dengan hasil pekerjaannya, sedang gaji tidak sebanding dengan hasil pekerjaannya. Sekalipun upah dan gaji itu berlainan, tapi baik upah dan gaji sangat diharapkan dapat mencukup upah dan gaji para pekerjanya.
Sistem pemberian upah pada pembatikan dapat dibedakan ke dalam dua macam cara, yaitu :
1. Upah harian (menurut waktu atau jam kerja)
Yaitu suatu sistem yang sangat sederhana, artinya upah yang diberikan atau dibayarkan kepada si buruh berdasarkan lamanya si buruh itu bekerja. Waktu lama bekerja itu ditentukan per jam atau harian. Tentu saja jenis serta berat ringannya pekerjaan mempengaruhi juga penetapan tinggi rendahnya upah.
2. Upah borongan (disebut juga upah potongan)
Yaitu suatu sistem upah yang diterima oleh si buruh berdasarkan:
a. Besarnya upah yang ditentukan untuk tiap satuan barang.
b. Banyaknya barang yang telah dikerjakan atau diselesaikan si buruh dalam waktu satu minggu (Sabtu–Kamis).






BAB IV
PENUTUP


A. Simpulan
1. Prinsip-prinsip Pembatikan
a. Tersedianya areal tanah yang cukup luas.
b. Tersedianya tenaga-tenaga ahli dalam bidang pembatikan .
c. Tersedianya air yang cukup banyak di daerah itu.
d. Fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan dalam bidang pembatikan.
2. Fungsi Batik.
a. Sebagai bahan pakaian.
b. Sebagai hiasan dinding.
c. Dijadikan sebagai alas tidur (sepray).
d. Sebagai taplak meja, dan lain-lain
3. Pembatikan adalah merupakan wiraswasta yang telah mempunyai potesi yang kuat dan berbentuk usaha tradisional.
4. Pembatikan telah mengembangkan realisasi dalam Pembangunan Nasional, karena telah memenuhi hal-hal sebagai berikut:
a. Sebagai sarana terciptanya kesempatan lapangan kerja, sehinga dapat mengurangi pengangguran.
b. Merupakan sumbangan terhadap pemerintah atas terciptanya kesempatan lapangan kerja.
c. Sebagai tunjangan untuk mencapai kesejahteraan terutama bagi daerah-daerah produsen batik.
5. Dengan adanya kemajuan teknologi akan semakin meningkatkan dalam bidang pembatikan terutama mengenai efesiensinya.





B. Saran
Kiranya tidak terlalu berlebihan apabila penulis dalam menyusun Karya ilmiah ini, sekedar ingin memberikan saran-saran demi kepentingan/kebaikan kita bersama:
1. Tingkatkanlah usaha kita dalam bidang kewiraswastaan, baik dalam perbatikan atau bidang kewiraswastaan lainnya.
2. Carilah/ciptakanlah sistem atau teori pembatikan yang baru, demi peningkatan produktifitas batik serta pelestariannya.
3. Jadilah kalian semua, terutama rekan-rekan kami sebagai anak pelajar, untuk menjadi pioner-pioner dalam bidang kewiraswastaan.
Ketiga saran itu tidak lain hanyalah untuk memberikan tunjangan demi tercapainya kesejahteraan kita bersama dan pembangunan nasional negara kita.




















DAFTAR PUSTAKA


DC, H. Riyanto.2007. Jejak Museum Batik Nasional Pekalongan, Pekalongan:Humas dan Protokol Pekalongan

Berkah, Paguyuban. 2005. Prosiding Batik Pekalongan Jejak Telusur dan Pengembangan Batik Pekalongan, Pekalongan: Paguyuban Berkah

http://batikindonesia.info/indek.php?s=digagas

http://www.progrosir.co.cc/2008/07/bahasa-indonesia-version-jenis-batik.html

http:// www.batikmarkets.com/batik-Pekalongan.php

































LAMPIRAN-LAMPIRAN

BATIK PECINAAN/CINA

BATIK PENGARUH KERATON


BATIK JLAMPRANG



BATIK TERANG BULAN

BATIK CAP KOMBINASI TULIS

BATIK TIGA NEGERI PEKALONGAN



BATIK SOGAN PEKALONGAN

BATIK PANGAN ATAU PETANI

BATIK COLETAN










BATIK TULIS

BATIK CAP


BATIK SABLON



BATIK PAINTING

BATIK PRINTING

1 komentar: